Cinta buku tidak datang dengan sendirinya padaku. Perlu proses dan aku sangat bersyukur atas nikmat Allah ini. Aku sendiri melihat buku
sebagai sesuatu benda yang menarik setelah tamat dari SMA. Padahal sejak kecil
aku paling suka dibelikan buku oleh mama, aku suka melihat jejeran buku di lemari belajarku dan aku paling suka tas sekolahku terasa
berat dan berisi banyak buku.
Sejak jatuh cinta dengan buku-tepatnya setelah tamat SMA,
selesai membaca aku seperti merasa “wow, benda ini seperti mengisiku” atau “hebat,aku
jadi tahu satu hal yang aku belum tahu sebelumnya” atau “Subhanallah, aku
seperti bisa merasakan sel-sel saraf di otakku tersambung lantaran baru saja
kulahap sebuah isi buku, kereeeen”. Ketika baru-baru jatuh cinta, kadang aku
suka senyum sendiri karena sangat bangga telah menyelesaikan bacaan karena itu sebuah prestasi bagiku. Aku jadi berkesimpulan, sepertinya kita perlu mencari momentum agar
jatuh cinta dulu, baru kemudian melahap isi buku bak sepotong pizza!
Alhamdulilllah aku semakin suka dan cinta. Aku melahap buku apa
saja yang menarik minatku untuk membacanya. Biasanya aku
melahap buku yang memberi jawaban tentang apa saja yang aku pikirkan. pada awalnya aku suka dengan buku-buku pengembangan diri, psikologi, buku tentang hukum internasional, tarbiyah dan majalah-majalah islami. Aku baru menyadari ternyata membaca itu nikmat. Dulu karena suka dengan buku-buku pengembangan diri aku bahkan pernah ditertawakan teman, katanya "yang membaca buku perkembangan diri berarti belum percaya diri" hehe...iya sih, aku baru belajar mengenali diriku melalui buku sampai akhirnya buku mengantarkanku mengenal diriku sendiri. Dan akhirnya buku
mengantarkanku mengenal Rabb-ku.
Ketika sudah berkeluarga dan hamil ada niat kuat di hatiku agar anakku kelak cinta buku. Sebuah PROYEK BESAR bagiku. Aku tidak ragu
jika harus membeli buku yang harganya sampai jutaan, karena bagiku buku adalah aset
dan investasi. Saat trimester pertama kehamilan yang aku persiapkan adalah buku
untuk anakku ( buku-buku Pelangi Mizan) bukan baju atau perlengkapan bayi lainnya. Bahkan ada buku yang sudah aku prepare untuk anakku saat dia 3 tahun kelak.
Sejak umur 6 bulan aku sudah mengenalkan bayiku dengan buku. Walau tidak rutin setiap hari tetapi aku selalu berusaha membuat kebiasaan membaca bersama bayiku. Umur satu tahun bayiku sudah berinisiatif mengambil buku sebagai mainannya, aku sungguh terharu. Umur 2 tahun buku termasuk salah satu mainan yang asik baginya, di susun seperti kereta api, ditumpuk di dalam ember pun seru. Aku selalu berusaha membacakan buku padanya sebelum tidur. Tidak rutin awalnya, tapi dalam seminggu insyaallah ada lah...masalahnya waktu itu aku masih kerja dan rasanya jika sudah jam delapan malam aku benar-benar sudah tidak kuat ingin tiduuuuuurrrr....Perjuanganku cukup membuahkan hasil. Umur 4 tahun ini anakku sudah tidak bisa tidur jika tidak dibacakan buku.
Aku membelikan buku minimal sekali dalam 3 bulan. Aku meletakkan buku disetiap sudut ruangan rumah kami, di ruang tengah, dikamar hadid dan dikamarku, agar mudah terlihat, dijangkau dan diambil. Aku tidak membebaninya dengan belajar membaca disaat usianya masih dini ini, tetapi aku selalu berusaha membiasakan membaca buku setiap sebelum tidur agar kelak ia selalu merasa haus untuk terus membaca dan menambah pengetahuannya.
Well, perjuangan masih sangat panjang. Semoga Allah menguatkan aku mengantarkan anakku mengenal dirinya dan Rabb-nya melalui membaca buku.
Aku membelikan buku minimal sekali dalam 3 bulan. Aku meletakkan buku disetiap sudut ruangan rumah kami, di ruang tengah, dikamar hadid dan dikamarku, agar mudah terlihat, dijangkau dan diambil. Aku tidak membebaninya dengan belajar membaca disaat usianya masih dini ini, tetapi aku selalu berusaha membiasakan membaca buku setiap sebelum tidur agar kelak ia selalu merasa haus untuk terus membaca dan menambah pengetahuannya.
Well, perjuangan masih sangat panjang. Semoga Allah menguatkan aku mengantarkan anakku mengenal dirinya dan Rabb-nya melalui membaca buku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar